Saya Kangen Kenduri Cinta.
8 Feb 2013
9 May 2012
Lucunya salah satu
pemimpin FPI
Barusan saya menonton wawancara TVOne dengan perwakilan GP
Anshor dan perwakilan FPI, Munarman. MEmbahas tentang penolakan buku
Allah, Liberty and Love yang ditulis oleh Irshad Manji.
Dalam wawancara Munarman bersikeras untuk menolak bedah buku
yang di adakan oleh UGM dan komunitas salihara. Alasan nya karena tidak setuju
dengan penyebaran paham liberal kepada umat Islam. SAya heran kenapa orang ini
ngotot sekali untuk menolak, padahal kalau merasa benar kenapa takut. Ketika
orang beriman Islam dan dia hanya tau Islam maka dia akan seperti katak dalam
tempurung. Islam KTP, Islam keturunan. Alasan kenapa dia harus sholat,
berpuasa, ber wudhu hanya karena ikut-ikutan. Lain setelah dia berdialektika.
Melalui buku, diskusi, pikiran, dan pengalamn dia bias mendefinisikan sehingga
bias lebih mencintai Islam, dia punya alasan daripada sekadar KTP.
Lucu sekali ketika seseorang takut orang lain akan jadi
sesat setelah belajar tentang liberalisme. Apapun ilmunya itu pantas untuk
dipelajari, masalah seseorang akan goyah imannya setelah diskusi itu bukan
‘lahan manusia’ tapi Tuhan. Bukankah ada juga orang lain yang makin kuat
keyakinannya. Sangat disayangkan kalau seorang muslim ‘mengkafirkan’ saudaranya.
Apa hak dia dengan iman seseorang, yang mana hal itu adalah hak prerogative
Tuhan. Hanya Tuhan yang tau dan boleh menjudge iman orang lain.
Lucu sekali kalo orang Islam tidak mau berdebat dan tidak
terbuka terhadap pendapat orang lain. Saya yakin manusia sudah ditanami chip
oleh Tuhan untuk mencari diri-Nya.
Munarman bersikap seolah ‘sayalah orang
Islam paling benar’. Wajaadilhum billati hiya ahsan, berdebatlah yang
baik dan anggun. Saya dididik dan dibesarkan di kalangan pesantren, aneh juga
melihat salah satu PR umat Islam di TV cuap-cuap seakan ’saya muslim yang
paling benar’ namun tidak ber etika mendebat narasumber lain. Malu aku.
Sepanjang itu adalah diskusi dua arah maka kenapa harus
takut, bukan brainwash di ruang tertutup.
Lucu sekali ormas yang ketika mereka berpuasa namun
menghancurkan kedai orang lain. Kenapa harus memaksa orang lain untuk mengerti
anda sedang berpuasa. Berilah perinatan kepada mereka bahwasanya ini bulan
Ramadhan, namun kalau mereka menolak maka biarkanlah. Siapa anda sehingga orang
lain harus menutup tokonya untuk anda. Yang diperlukan adalah anda menyentuh
hatinya untuk tergerak. BAhwa ada anak-anak muslim yang seang belajar berpuasa
sehinggan diminta toleransinya untuk menutup took. MAsalah dibuka atau
ditutupnya kedai mereka itu adalah akhlaknya.
Namun kalau mereka menolak bukankah tugas anda untuk
menguatkan diri anda dan menyemangati anak anda. Aneh sekali ketika orang
dipaksa untuk menoleransi kepentingan anda. Tugas anda adalah meminta kepada
Tuhan agar mereka diberi peringatan yang paling lembut. Jangan meminta pada
Tuhan semoga kedainya terbakar.
Tugas manusi yang paling besar adalah selalu berbuat baik.
Selalu berbuat baik, apapun hasilnya selalulah berbuat baik dan serahkan pada
Tuhan.
Malu juga kalau melihat ‘perwakilan PEMBELA ISLAM’ sering
muncul di TV seperti dia.
Saya bukan pembela GP Anshor, hanya saya sarankan pernyataan
‘Pembela Islam’ ini jangan jadi satu-satunya sumber anda untuk beriman.
Aneh juga ya ada ‘pembela islam’.
18 Apr 2012
Perkedel Jagung
- Wortel 100 gram di iris sebesar korek api
- 2 lembar daun bawang di iris lebar 1 cm
- 1 daun seledri di iris 1 cm
- 8 siung bawang putih di giling halus
- 1 sendok teh merica
- Seujung sendok teh buah pala
- 100 gram udang
- 150 gram jagung yang sudah di giling kasar
- 1 butir telur
- 75 gram tepung terigu
- Air secukupnya
14 Apr 2012
Ternyata Tuhan itu tidak perlu dicari, yang perlu dicari adalah diri saya sendiri. Dari mana asal saya, budaya saya, kenapa saya begini, apa yang mempengaruhi hidup saya. Sudah dalam tahap apakah saya dalam kehidupan ini, apa masih dalam tahap memenuhi kebutuhan primordial saya, makan untuk hidup dan berusaha menghindari kepunahan dengan kawin atau kah sudah pada level selanjutnya. Ketika manusia sudah lepas dari hal dasar nya, segala materinya.
Bagi sebagian orang ketika dia sudah tau maunya apa, apa inginnya (setelah berusaha melepaskan diri dari materi, karena sebahagianya manusia adalah ketika materi bukan tujuan melainkan alat) maka selanjutnya adalah mencari bentuk yang pas untuk berTauhid.
Bisa dengan perjalanan, bisa dengan berkesenian, bisa dengan mengajar. Saya yakin Tuhan tidak saklek. Semalam ada satu kalimat yang menghentak, namun pas sekali dengan saya "Untuk ber Tuhan tidak bisa hanya dengan teori, namun juga dengan interaksi, apakah horizontal atau vertikal".
Banyak yang putus ada dengan negeri ini, mengatakan kemiskinan disana-sini. Berharap dia menjadi sesosok orang yang bisa merubah Indonesia ini.
Kalau kata Cak Nun, 'memang kamu siapa mau merubah Indonesia ini'. Saya tersinggung, tapi beliau benar. Siapa saya mengharap perubahan ketika saya sendiri tidak tau asal saya, tidak tau diri saya dalam tahap apa dikehidupan ini, bahkan memerintahkan mata saya untuk disiplin bangun pagi saja tidak mampu.
Teruslah mimpi.
Bagi sebagian orang ketika dia sudah tau maunya apa, apa inginnya (setelah berusaha melepaskan diri dari materi, karena sebahagianya manusia adalah ketika materi bukan tujuan melainkan alat) maka selanjutnya adalah mencari bentuk yang pas untuk berTauhid.
Bisa dengan perjalanan, bisa dengan berkesenian, bisa dengan mengajar. Saya yakin Tuhan tidak saklek. Semalam ada satu kalimat yang menghentak, namun pas sekali dengan saya "Untuk ber Tuhan tidak bisa hanya dengan teori, namun juga dengan interaksi, apakah horizontal atau vertikal".
Banyak yang putus ada dengan negeri ini, mengatakan kemiskinan disana-sini. Berharap dia menjadi sesosok orang yang bisa merubah Indonesia ini.
Kalau kata Cak Nun, 'memang kamu siapa mau merubah Indonesia ini'. Saya tersinggung, tapi beliau benar. Siapa saya mengharap perubahan ketika saya sendiri tidak tau asal saya, tidak tau diri saya dalam tahap apa dikehidupan ini, bahkan memerintahkan mata saya untuk disiplin bangun pagi saja tidak mampu.
Teruslah mimpi.
11 Mar 2012
dalam post ini saya tidak akan menuliskan analisa apapun setelah menonton pagelaran ini kecuali mengatakan dengan sepenuh hati apa yang di tulis Cak Nun di dalam naskahnya tidak akan bisa ditandingi oleh siapapun pada zamannya. Tidak ada hal lain selain kekaguman karena sudah dengan cerdas selalu mengingatkan saya, lewat tulisannya, lewat Kenduri Cinta, lewat Kiai KAnjeng dan kali ini lewat pagelaran. Tidak ada yang lain kecuali do'a semoga beliau selalu diberikan kesehatan dan rahmat oleh Allah Azza Wajalla. Amin
28 Feb 2012
Perkedel
Bahan dasar:
1. Kentang
2. Bawang putih
3. Bawang merah goreng
4. Marica
5. Telur
6. Seledri
7. Minyak goreng
8. Garam
1. Kupas dan goreng kentang, beri sedikit garam kemudian tumbuk sampai halus.
2. Haluskan bawang putih dan merica campurkan dengan adonan kentang (adonan 1)
3. Masukkan bawang goreng dan seledri yang sudah dirajang.
4. Pisahkan kunig telur dan putihnya. Campurkan kuning telur ke adonan 1.
5. Setelah adonan tercampur rata bentuk adonan sesuai selera.
6. PAnaskan minyak goreng dengan suhu sedang kemudian celupkan adonan yang sudah dibentuk ke putih telur.
7. Digoreng ----bukan dipanggang.
Seberapa banyak jumlah masing-masing bahan untuk sekilo kentang saya juga tidak tahu persis. Uji nyali saja dengan coba-coba, pasti bisa.
Subscribe to:
Posts (Atom)