15 Mar 2011



Seminggu yang lalu ketika saya menjadi ‘pagar ayu’, ya saya punya tugas lain selain jadi staf keuangan dan asdos untuk membagikan honor karyawan di kantor saya. Pembagina honor yang masih manual, yaitu menghitung dan memasukkan uang ke amplop-amplop dimulai dari pagi. Hingga akhirnya uang bias dibagikan siang setelah istirahat.

Pada saat itu ada dua orang karyawan yang komplai karena uang yang berhar mereka terima di amplop kurang. Mau tidak mau saya dan teman harus bertanggungjawab dengan kurangan uang tersebut. Lumayan juga kan kalau kurangnya tiga ratus ribu. Sementara itu kami berfikir uang yang kurang di amplp kedua karyawan tersebut bias jadi ada di amplop karyawan yang lain. Saya dan teman pasrah saja, bisa jadi kelebihan uang akan dikembalikan atau tidak.

Nah, ada kejadian unik ketika seorang karyawan berkomentar ‘tidak mungkin ada orang yang mau mengambalikan kelebihan honor, ini kan jaman susah. Cari uang sulit. Pasti ga ada yang ngembaliin’. Tapi teman Allah MAha Penggerak Hati, disaat itu juga Tuhan membuktikan sebaliknya. Ada seorang ibu yang keringatan setelah naik tangga mengembalikan uang sebesar tiga ratus ribu. Langsung disaksikan si bapak sinis itu.

Dalah hati saya terkejut, dalam hati saya tertawa. Tapi memang siapa kita bisa menghakimi? Saya pikir inilah hasil dari berbaik sangka.

Tuhan telah memperlihatkan di depan mata saya. Orang jujur masih ada.


2 comments:

tia manis ^__^ said...

klo misalnya bapaknya yg dpt tuh uang..pasti ga dikembalikan..

Aysa Koto said...

aku sih curiganya begitu poy...

gayanya aja bukan kaya karyawan uwin, tapi kaya debt collector gitu. pake baju lengan digulung sama pake kalung.. :(