31 Oct 2010

MARSHMALLOW

Between my overtime this weekend i wanna post few remmmended sites for you. Beside spending my whole days only for routine activity hence i need something that bring me to outside world. Here are few rommended sites:

1. dannychoo.com, this site offers everything related about Japanese culture. though in some categories there are inapropriate image can be seen by underage child. In my point of view it worth seeing. I often come back to see the latest news and activity by danny choo.

For you who love Japan and it's culture Danny offers everyting. The architecture of 47 prefectures in Japan, food, pop culture, etc.

I called it sexy food, sightseeing from your seat, and my favorite Japanese Mac Room. Eventhough i don't posses any Steve Job creation i really like this Mac room. They are all excellent



dannychoo.com



2. thecherryblossomgirl.com is also my favorite. I am not mmm say 'fashionista', but every time i see this site feels like eating marshmallow. Her wedding is my favorite.




28 Oct 2010

Boring Life

Jakarta hujan terus
Suasana kantor gloomy
Saya baru pindah rumah, capek
Saya selalu rindu ibu, ayah
Sementara sahabat baik sudah sibuk dengan hidupnya sendiri
Ketika sms dan telfon tidak hangat lagi
Ketiga saya nyasar dalam petir, hujan lebat
Pekerjaan yang terlalu banyak

Boring life, boring week

I want to feel adrenaline rush. I need a vacation.
Apa saya kurang bersyukur ya?

Ga nyambung dengan tulisannya, kali ini saya posting gambar yang saya ambil dari angkot. Seorang bapak yang tiap hari mengantar anaknya sekolah di SLB dengan sepeda. Highly dedicated father!

17 Oct 2010

Are we human?

Tadi siang saya membaca tumpukan koran Kompas bulan Oktober di rumah tante. Ada satu gambar yang tidak bisa saya lupakan sampai sekarang. Gambar seorang nenek dengan gamis hitam dan jilbab hitam mengemis sambil menangis didepan butik baju glamor di Ukraina.

Apa dia lapar,atau sedih mungkin tidak ada yang peduli. Saya ingat tiga minggu yang lalu setelah pulang makan siang dengan teman-teman, terjebak hujan lebat di Rempoa. Sendirian, kedinginan, tidak ada angkot atau taxi, dan petir terdengar kuat,atau bisa dibilang meledak disamping telinga. Disamping saya ada satu keluarga, walaupun dingin mereka bersama.

I hate that situation. Sendirian. Mungkin nenek yang ada difoto juga begitu. Being abandoned, oleh penjaga toko, pemilik toko dan para fashionista yang lalu lalang.

Padahal setiap hari saya melihat pengemis namun saya tidak menangis. Saya anggap foto ini sebagai reminder. Sebuah foto bisa menunjukkan banyak makna. Sungguh apa yang saya lihat membuat saya menangis. Terima kasih Tuhan, saya sangat beruntung.

PS: Sori saya lupa memotret gambarnya. Lain waktu akan saya cari dan bagi disini..

11 Oct 2010

Jakarta Makin Aja...



Minggu kemarin saya sudah masuk kelas untuk mengajar adik-adik lagi karena semester baru sudah dimulai. Berhubung dosen utamanya merekomendasikan text book terbaru jadi saya terpaksa beli buku baru (padahal buku edisi sebelumnya baru satu semester dipakai) :(
Dari tiga kelas yang saya ajar, baru dua kelas yang saya isi minggu lalu, ini karena saya masih bisa mengandalkan buku edisi terdahulu. Namun semester ini saya mengajar dua subject di tiga kelas, jadinya harus mencari buku baru untuk subject baru. Sebenarnya sabtu kemarin saya ada jadwal mengajar, namun karena harus lembur dikantor jadi kelasnya dibatalkan.

Selesai lembur jam 1 siang saya pergi ke PIM mencari buku yang saya perlukan. Perjalanan sih biasa saja, jalanan tidak terlalu lancar tapi tidak macet juga. Sesampainya di PIM saya menuju Periplus, berharap ada buku-buku terbitan Mc Graw Hill, namun nihil. Kemudian saya naik ke Gramedia, hasilnya juga nihil. Buku yang saya cari-cari tidak ada.

Gawat, saya harus jauh-jauh dari toko buku, takut kalap. Hasilnya saya membeli tiga buku catatan perjalanan (lagi). Godaan.

Pulang dari PIM saya memutuskan untuk nonton sendiri ke Citos karena jalan menuju Ciputat acet total. Nonton sendiri? Kamu berpikir pasti saya ini jenis ‘freak’, kutu buku atau jenis otaku. Bisa dibilang saya adalah 30 persen freak, 30 persen kutu buku dan 30 persen otaku, dan 10 persennya belum bisa diidentifikasi. Karena saya adalah kompilasi keanehan-keanehan maka sangat sedikit orang lain yang cocok dengan saya (atau saya cocok dengan orang lain).

Kembali lagi, saya ke Cilandak dan menuju 21 Citos. Inginnya sih nonton Wall Street, tapi karena belum tayang di Citos berakhir dengan nonton Resident Evil. Ini pilihan bodoh, bodoh, bodoh. Udah tau bakal serem dan ngagetin eh malah nonton sendiri.

Selesai nonton pukul 18.30 saya berharap macetnya akan sedikit berkurang. Tetep aja macet. Dari perempatan Fatmawati hingga depan UIN 2 jam aja gitu. Saya termasuk beruntung langsung nemu angkot. Sementara anak-anak SMA, orang tua berjalan kaki dari Fatmawati menuju Lebak Bulus karena abang-abang angkot pada males narik, dan polisi entah pada ngumpet dimana.

Sewot banget donk… Niatnya kalau semua bisa dilakukan hari sabtu, dengan niat hari minggu saya tidak ternoda dengan kegiatan ga penting selain istirahat. Namun buku yang dicari ga ketemu, nonton film yang bikin stress (sendiri lagi) plus macet. Asli dah Jakarta.

What’s the problem actually?

Apa karena fasilitas kendaraan umum yang tidak memadai? Atau jumlah kendaraan pribadi yang makin meningkat dan jumlah jalur itu-itu saja? Atau tidak adanya aparat yang mengatur? Atau karena perbaikan jalan dimana-mana?

Menurut saya semuanya jadi penyebab kemacetan Jakarta, seperti yang teman saya bilang ‘dajjal banget macetnya, asli indoon…’.

Solusinya? Naikin aja Pak pajak kendaraan pribadi, peraturan untuk kendaraan baru dan mewah dalam penggunaan premium harus bener-bener ditegakkan. Masa alphard ngisi premium? Malu donk! Nah, itu metromini yang mestinya udah jadi besi kiloan kok masih dipake aja sih? Kalo DPR punya anggaran 19.5 Triliun ya bisa dihemat tokh?



Ini jalan-jalan kok buat studi banding tentang Pramuka ke Jepun. Emang sih segala sesuatu pasti ada segi baiknya. Walaupun DPR bilang tujuan akhirnya ‘pramuka benar-benar ingin dijadikan sebagai organisasi untuk mencetak generasi penerus yang memiliki karakter bangsa, semangat nasionalisme, jiwa enterpreunership yang baik’. Tapi mbok ya para pemimpin negeri ini punya standar prioritas, penting ga sih studi banding Pramuka sekarang?

Kalau mengingat solusi tiba-tiba saya ingin jadi Presiden Evo Morales, Kim Jong Il, atau Presiden Ahmadinejad. Keras sekalian, jangan alot kaya Beye, eh bebek.

About Pramuka