22 Dec 2010

Happy Mother's Day!

Saya punya sesuatu untuk dibagi, bukan dari ibu, tapi dari ayah. Surat yang dikirim beserta legalisir ijazah oleh ayah 2 tahun lalu. Sore ini saya sangat rindu mereka, I love you mom and dad!


Ketika Ikal di tetralogi Laskar Pelangi mengingat ayahnya adalah seorang laki-laki pendiam yang bekerja keras untuk keluarga, berkeliling naik sepeda dengan Ikal dengan jari-jari diikat agar tidak terluka maka saya mengingat ayah adalah seorang bapak yang tidak banyak berkomentas atas kenakalan saya, yang mengajari saya naik sepeda, mendorong sepeda sementara beliau santai memakai sarung. Yang menggendong saya ketika ketiduran di depan TV.

:.I LOVE YOU SO MUCH.:

9 Dec 2010

Soulful Entertainment


Untuk mengisi blog kali ini saya tidak tau apa yang mau ditulis. Kecuali kalau tadi mala saya menghadiri Konser Delapan KiaiKAnjeng dan Novia Kolopaking secara live. Sebulan yang lalu saya dan seorang teman sudah memesan tiketnya hingga semalam acara yang saya nanti datang juga. Selain posisi duduk saya yang kurang nyaman karena arah speakernya membuat kuping saya agak sakit selebihnya konsernya memuaskan.

Great Performance

Lebih dari setengah dari audiens adalah pemuda dan saya senang. Saya percaya sebagian dari mereka adalah orang-orang yang mencari diri mereka sendiri, karena banyak wajah yang familiar. Sebagaimana hal yang sering saya dan mereka lakukan sebulan sekali. Berbicara tentang diri sendiri dan negeri kami, mencoba untuk lebih baik Rasanya menyenangkan diantara orang-orang ini. Walaupun saya tidak berbincang sepatahkatapun namun energinya begitu terasa.

Saya harap renungan yang dibawakan dalam Konser Delapan KiaiKanjeng bisa membawa saya kearah yang lebih baik, sementara kesadaran yang mulai tumbuh diantara pemuda Indonesia bisa menjadi obat bagi negeri yang sedang sakit ini. Amin.


3 Dec 2010

JINGGA, BUKU TENTANG SAYA

Sudah dua kali saya membaca buku Marina Silvia Kusumawardhani. Pertama dua tahun lalu buku best seller Jalan-Jalan Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1000 Dollar. Itu pertama kali saya tertarik dengan penulisnya. Tidak hanya karena buku yang penuh gambar indah namun juga tentang percakapan-percakapan singkat yang ditulis Marina di bukunya. Saya adalah kolektor buku traveling khususnya yang ditulis oleh penulis Indonesia baru benar- benar tersentuh oleh tulisan Marina dibuku kedua. Berjudul ‘Jingga’.

Perjalanan dan pertanyaan tentang diri saya dan Tuhan adalah hal yang selalu ada dibenak saya. Bagaimana Tuhan menciptakan manusia kalau ‘Dia’ tahu pada akhirnya mereka akan menumpahkan darah diatas bumi. Seperti yang saya tulis sebelumnya disini, Marina lebih berani dari saya mencari jawaban bagi dirinya sendiri. Selama ini saya hanya berani menuliskan pertannyaan saya di laptop sendiri tanpa melakukan pencarian.


Kurang kebih apa yang dirasakan oleh penulis juga saya rasakan. Kenapa kita diciptakan dan untuk apa kita hidup. Bagaimana yang makhluk ini karena ada yang namanya Tuhan. Bagaimana pensil itu ada karena adanya pulpen dan benda lain. Bagaimana ada namanya hitam karena ada putih. Semua yang terjadi adalah dualitas. Bagaimana Tuhan yang tak bisa dibandingkan itu bisa dibandingkan. Karena dia itu ‘Maha Segalanya’ karena ada ‘sesuatu’ pembandingnya.

Buku ini menghipnotis saya seperti Sophie’s World nya Jostein Gaarder atau tetralogi Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata, buku ini akan jadi legenda. Jingga tidak banyak mengandung hal ‘lucu’ atau ‘seru’ layaknya buku traveling lain. Namun Jingga akan dikenang sebagai catatan perjalanan yang menyentuh banyak orang tentang arti perjalanan itu sendiri dan bagi pencari surga dibumi yang membacanya.


Ada yang mau menambah buku-buku perjalanan untuk saya?

28 Nov 2010

Me and Potter

Pada tahun 2002 saya pertamakali mendengar tentang Harry Potter dan setahun kemudian saya membeli buku J.K. Rowing yang pertama. Dari situ saya memulai kesukaan saya terhadap serial Harry Potter. Waktu sekolah dulu saya belum 'semakmur' ketika kerja saat ini, dimana uang saku terbatas karena semua sudah disediakan di Pesantren tempat saya bersekolah, jadi uang saku yang diberikan oleh orang tua hanya tambahan kalau-kalau saya lapar pada tengah malam. Anyway, dengan keadaan begini membeli buku Harry Potter adalah perjuangan. Kalau tidak salah saya mengenal buku HP ketika buku keempat sudah terbit. Buku pertama harganya pada tahun 2003 kira-kira Rp. 32.000. Ok, rasanya tidak terlalu berat. Tapi kalau diingat-ingat saya benar- benar berjuang demi mendapatkan buku-buku HP.

Bukunya udah dekil dengan tulisan alay warna-warni, hahahaha

Membaca HP tidak diperbolehkan disekolah saya, jadinya buku-buku itu adalah barang selundupan ke asrama. Saya membaca buku HP ditengah malam, disudut-sudut sekolah, membaca bolak-balik seperti orang menghapal ayat. Begitulah rasa suka saya kepada cerita tentang Potter. Hingga pada buku kelima, ayah dan ibu saya selalu mengabari tentang perkembangan Harry Potter, kapan terbitnya hingga cerita dibalik itu. Bagaimana distribusi copi dari ribuan buku HP 'diamankan' diantara sayur-sayuran agar tidak bocor sebelum waktunya, dll. Sayangnya harga buku HP yang kelima itu adalah Rp. 190,000 kawan-kawan. Saya yang tinggal di kota kecil Bukittinggi harus sabar menanti karena tidak ada toko buku besar seperti Gramedia disana. Hingga suatu saat teman saya mengabari bahwa buku kelima sudah ada di salah satu toko buku Bukittinggi.

Sata tau tidak mungkin meminta uang yang cukup besar pada tahun 2003 'hanya' untuk membeli HP. Okay, tapi harus saya coba. Kalau soal buku saya akan bujuk ayah.

Saya: Ayah, buku HP sudah ada di toko buku yang dekat Jam Gadang.
Ayah: Oh ya? Harganya berapa?
Saya: Aysa tidak tau, mungkin dua ratus ribu..
Ayah: Bukunya bahasa Indonesia atau bahasa Inggris?
Saya: Inggris..

Ayah kemudian manggut-manggut lalu diam. Saya tau mungkin ayah akan tau kalau ibu akan 'cuap-cuap' dengan harga buku yang segitu sadisnya. Namun ayah diam terlalu lama. Kemudian saya 'memanfaatkan' diamnya ayah dengan:

Saya: Ayah, saya izin keluar ya? (ayah saya adalah guru disekolah saya yang adalah guru saya juga, halah!)
Ayah: Kemana?
Saya: Toko buku, mau lihat bukunya aja... Kata temanku bukunya hard cover..
Ayah: .....

Dan kemudian saya pergi dan kembali lagi kesekolah. Bertemu dengan ayah dan beliau menanyakan tentang bukunya.

Ayah: Ada bukunya?
Saya: Ada..
Ayah: Ceritanya bagaimana? Bahasa Inggris kan? Bukunya tebal?
Saya: Iya tebal, hanya baca cover belakang kemudian pulang..

Yeah, esok harinya ayah lewat disamping kelasku dan bilang 'bukunya sudah ada', tersenyum kemudian berlalu.

Wkwkwkwkwkwkwkw! Yay! Bigini cara 'menyentuh' hati orang tua..


Hingga pada minggu lalu saya menonton Harry Potter and The Deathly Hallows Part I, saya hampir menangis. Bagaimana cerita telah berakhir, dan filmya juga akan berakhir setelah delapan tahun mengisi hari-hari saya.

Seven Harry


Btw, saya baru tau kalau Albus Dumbledore diciptakan gay oleh J.K.Rowling



15 Nov 2010

November 13

Malam minggu lalu saya melalui malam ulang tahun dengan adik-adik. Adik saya sengaja datang dari Bandung dan kami berkumpul di Pizza Hut Ciputat. Kami berbincang tentang hari-hari yang kami rindukan ketika masih di Bukittinggi dulu, masa kecil..

Tanpa ayah dan ibu kami bertiga mengenang tempat kelahiran kami. Bagaimana Mujahid, adik saya rindu untuk tidur di kasurnya dirumah yang dingin, memang karena didaerah Bukittinggi dekat dengan gunung maka hari-hari yang kami lalui bisa sangat sejuk atau bisa menjadi sangat dingin. Butuh waktu hingga sepuluh menit hingga bantal menjadi hangat dan bagaimana selimut yang kami pakai dirumah sangat tebal dan berat hingga ketika bangun pagi badan bisa pegal karena berat selimut.

Kami rindu memancing, teringat ketika adik perempuan saya Nabila turun ke dalam kolam karena ikan yang ada di kailnya sangat besar, dia tidak kuat menarik kailnya dan dia juga tidak rela ikannya lepas. Hingga Mujahid harus berlari masuk ke rumah nenek memanggil kakak ipar ibu saya.

Saya ingat ketika saya dan sepupu membuat sampan dari batang pisang yang ditebang, beberapa batang pisang disusun dan diikat dengan tali kemudian ditusuk bambu.

Hidup sangat santai disana. Setelah pulang sekolah atau ketika sedang libur biasanya kami pergi makan mie tahu enak dan kemudian pergi ke rental komik, hobi saya adalah membeli majalah bekas, mmm mungkin bukan hobi tapi saya terpaksa membeli majalah bekas karena uang saku yang terbatas. Hahaha, kalau meminjam komikpun kami harus kucing-kucingan dengan Ibu. Sebenarnya Ibu sih tidak akan marah kalau kami membaca komik tapi akan marah kalau kami meminjam hingga 15 komik. Ya kami maklum sih kalau ibu marah, hehehe.

Malam berlalu ketika Mujahid bilang dia tidak sempat membelikan kado. It’s ok karena saya sudah bersama dengan adik-adik, tapi ketika sampai dirumah dia memberi kado yang membuat saya terharu. Dia bilang ‘Ica mau Id pijit? Mana yang cape?’. Ooooh, he is a man now.

Dulu dia saya gendong, saya pangku. Berlanjut ketika SMP dia sudah tidak mau saya gandeng seperti kecil dulu. Semua sudah dewasa ternyata, walaupun sesekali kami masih bertengkar tentang hal-hal kecil. That’s what siblings are for.

Dan tahun ini saya mendelete akun Facebook saya. Jadi karena tidak ada reminder ulang tahun bagi orang-orang jadi tau orang-orang mana yang benar mengingat ulang tahun saya. So to everybody who text me that day thank you so much guys.. That means a lot to me.




Town House

11 Nov 2010

FROM STUDENT TO PARTNER


Hampir pertengahan November dan saya belum posting apapun. Ceritanya minggu ini berjalan santai tidak ada lembur. Jadi saya bisa fokus ngerental alias baca komik.

Namun ada satu hal yang ingin saya bagi. Beberapa waktu yang lalu saya sempat menggantikan dosen utama mengajar di dua kelas dan saya tidak berfikir untuk mendapat 'imbalan' atas waktu yang saya gunakan untuk mengisi kelas yang kebetulan dosen utamanya adalah dosen yang dulu sempat mengajar saya dan menjadi pembimbing skripsi saya.

Tiga hari yang lalu beliau mengirim email meminta saya menggantikan beliau untuk mengawas ujian UTS dan meminta nomer rekening saya, supaya beliau bisa mentransfer honor mengajar 2 kelas yang saya gantikan. Bagaimana kalau anda jadi saya? Ketika dosen yang sudah mengajarkan dan membimbing berniat mentransfer uang. Padahal saya ikhlas membantu beliau. Saya sempat menolak, namun beliau tetap menanyakan nomor rekening saya hingga saya segan menolak lagi atau tidak membalas sms beliau karena saya tau tidak sopan mendiamkan sms dari orang tua..

Salah nggak ya? Apa saya gunakan uangnya untuk membeli sesuatu untuk beliau???

31 Oct 2010

MARSHMALLOW

Between my overtime this weekend i wanna post few remmmended sites for you. Beside spending my whole days only for routine activity hence i need something that bring me to outside world. Here are few rommended sites:

1. dannychoo.com, this site offers everything related about Japanese culture. though in some categories there are inapropriate image can be seen by underage child. In my point of view it worth seeing. I often come back to see the latest news and activity by danny choo.

For you who love Japan and it's culture Danny offers everyting. The architecture of 47 prefectures in Japan, food, pop culture, etc.

I called it sexy food, sightseeing from your seat, and my favorite Japanese Mac Room. Eventhough i don't posses any Steve Job creation i really like this Mac room. They are all excellent



dannychoo.com



2. thecherryblossomgirl.com is also my favorite. I am not mmm say 'fashionista', but every time i see this site feels like eating marshmallow. Her wedding is my favorite.




28 Oct 2010

Boring Life

Jakarta hujan terus
Suasana kantor gloomy
Saya baru pindah rumah, capek
Saya selalu rindu ibu, ayah
Sementara sahabat baik sudah sibuk dengan hidupnya sendiri
Ketika sms dan telfon tidak hangat lagi
Ketiga saya nyasar dalam petir, hujan lebat
Pekerjaan yang terlalu banyak

Boring life, boring week

I want to feel adrenaline rush. I need a vacation.
Apa saya kurang bersyukur ya?

Ga nyambung dengan tulisannya, kali ini saya posting gambar yang saya ambil dari angkot. Seorang bapak yang tiap hari mengantar anaknya sekolah di SLB dengan sepeda. Highly dedicated father!

17 Oct 2010

Are we human?

Tadi siang saya membaca tumpukan koran Kompas bulan Oktober di rumah tante. Ada satu gambar yang tidak bisa saya lupakan sampai sekarang. Gambar seorang nenek dengan gamis hitam dan jilbab hitam mengemis sambil menangis didepan butik baju glamor di Ukraina.

Apa dia lapar,atau sedih mungkin tidak ada yang peduli. Saya ingat tiga minggu yang lalu setelah pulang makan siang dengan teman-teman, terjebak hujan lebat di Rempoa. Sendirian, kedinginan, tidak ada angkot atau taxi, dan petir terdengar kuat,atau bisa dibilang meledak disamping telinga. Disamping saya ada satu keluarga, walaupun dingin mereka bersama.

I hate that situation. Sendirian. Mungkin nenek yang ada difoto juga begitu. Being abandoned, oleh penjaga toko, pemilik toko dan para fashionista yang lalu lalang.

Padahal setiap hari saya melihat pengemis namun saya tidak menangis. Saya anggap foto ini sebagai reminder. Sebuah foto bisa menunjukkan banyak makna. Sungguh apa yang saya lihat membuat saya menangis. Terima kasih Tuhan, saya sangat beruntung.

PS: Sori saya lupa memotret gambarnya. Lain waktu akan saya cari dan bagi disini..

11 Oct 2010

Jakarta Makin Aja...



Minggu kemarin saya sudah masuk kelas untuk mengajar adik-adik lagi karena semester baru sudah dimulai. Berhubung dosen utamanya merekomendasikan text book terbaru jadi saya terpaksa beli buku baru (padahal buku edisi sebelumnya baru satu semester dipakai) :(
Dari tiga kelas yang saya ajar, baru dua kelas yang saya isi minggu lalu, ini karena saya masih bisa mengandalkan buku edisi terdahulu. Namun semester ini saya mengajar dua subject di tiga kelas, jadinya harus mencari buku baru untuk subject baru. Sebenarnya sabtu kemarin saya ada jadwal mengajar, namun karena harus lembur dikantor jadi kelasnya dibatalkan.

Selesai lembur jam 1 siang saya pergi ke PIM mencari buku yang saya perlukan. Perjalanan sih biasa saja, jalanan tidak terlalu lancar tapi tidak macet juga. Sesampainya di PIM saya menuju Periplus, berharap ada buku-buku terbitan Mc Graw Hill, namun nihil. Kemudian saya naik ke Gramedia, hasilnya juga nihil. Buku yang saya cari-cari tidak ada.

Gawat, saya harus jauh-jauh dari toko buku, takut kalap. Hasilnya saya membeli tiga buku catatan perjalanan (lagi). Godaan.

Pulang dari PIM saya memutuskan untuk nonton sendiri ke Citos karena jalan menuju Ciputat acet total. Nonton sendiri? Kamu berpikir pasti saya ini jenis ‘freak’, kutu buku atau jenis otaku. Bisa dibilang saya adalah 30 persen freak, 30 persen kutu buku dan 30 persen otaku, dan 10 persennya belum bisa diidentifikasi. Karena saya adalah kompilasi keanehan-keanehan maka sangat sedikit orang lain yang cocok dengan saya (atau saya cocok dengan orang lain).

Kembali lagi, saya ke Cilandak dan menuju 21 Citos. Inginnya sih nonton Wall Street, tapi karena belum tayang di Citos berakhir dengan nonton Resident Evil. Ini pilihan bodoh, bodoh, bodoh. Udah tau bakal serem dan ngagetin eh malah nonton sendiri.

Selesai nonton pukul 18.30 saya berharap macetnya akan sedikit berkurang. Tetep aja macet. Dari perempatan Fatmawati hingga depan UIN 2 jam aja gitu. Saya termasuk beruntung langsung nemu angkot. Sementara anak-anak SMA, orang tua berjalan kaki dari Fatmawati menuju Lebak Bulus karena abang-abang angkot pada males narik, dan polisi entah pada ngumpet dimana.

Sewot banget donk… Niatnya kalau semua bisa dilakukan hari sabtu, dengan niat hari minggu saya tidak ternoda dengan kegiatan ga penting selain istirahat. Namun buku yang dicari ga ketemu, nonton film yang bikin stress (sendiri lagi) plus macet. Asli dah Jakarta.

What’s the problem actually?

Apa karena fasilitas kendaraan umum yang tidak memadai? Atau jumlah kendaraan pribadi yang makin meningkat dan jumlah jalur itu-itu saja? Atau tidak adanya aparat yang mengatur? Atau karena perbaikan jalan dimana-mana?

Menurut saya semuanya jadi penyebab kemacetan Jakarta, seperti yang teman saya bilang ‘dajjal banget macetnya, asli indoon…’.

Solusinya? Naikin aja Pak pajak kendaraan pribadi, peraturan untuk kendaraan baru dan mewah dalam penggunaan premium harus bener-bener ditegakkan. Masa alphard ngisi premium? Malu donk! Nah, itu metromini yang mestinya udah jadi besi kiloan kok masih dipake aja sih? Kalo DPR punya anggaran 19.5 Triliun ya bisa dihemat tokh?



Ini jalan-jalan kok buat studi banding tentang Pramuka ke Jepun. Emang sih segala sesuatu pasti ada segi baiknya. Walaupun DPR bilang tujuan akhirnya ‘pramuka benar-benar ingin dijadikan sebagai organisasi untuk mencetak generasi penerus yang memiliki karakter bangsa, semangat nasionalisme, jiwa enterpreunership yang baik’. Tapi mbok ya para pemimpin negeri ini punya standar prioritas, penting ga sih studi banding Pramuka sekarang?

Kalau mengingat solusi tiba-tiba saya ingin jadi Presiden Evo Morales, Kim Jong Il, atau Presiden Ahmadinejad. Keras sekalian, jangan alot kaya Beye, eh bebek.

About Pramuka

29 Sept 2010

Pelajaran



Semalam saya pergi ke pasar ikan hias di Sawangan dengan Uda Edwin, saya memanggilnya Dawin, sepupu saya. Kali ini ibu meminta Dawin agar mengajak adiknya (saya) melihat bagaimana perjuangan orang-orang mencari nafkah. Maka tadi malam Dawin mengajak saya mencari ikan koi untuk dijual di toko ikan hias nya. Setelah kira-kira 40 menit perjalanan off road dari Ciputat kami sampai di rumah teman Dawin yang menjual koi. Melihat anak-anak muda turun ke kolam tengah malam untuk dijual jam 3 pagi di pasar ikan hias membuat saya bersyukur atas hidup saya. Bayangkan saja ketika kamu harus turun ke kolam yang dingin pada tengah malam di daerah Sawangan demi sesuap nasi... Setelah ikan dijaring kemudian ikan dipisahkan sesuai ukuran dan dihitung sampai dibungkus dengan air dan oksigen. Ini merupakan pekerjaan yang berat menurut saya ketika saya seumuran mereka saya sedang tidur di asrama atau bercanda dengan teman-teman waktu sekolah dulu sedangkan mereka harus turun ke kolam, menjaring ikan, memilah, dan menghitung ikan satu persatu.

Setelah kami selesai mendapatkan ikan dari kolam kemudian kami pergi ke pasar ikan hias mencari ikan koi lagi. Dulu saya juga sempat kesini dengan Dawin, dan pemandangannya tidak jauh beda. Pemandangan bagaimana perihnya mencari uang. Orang tua umur lima puluhan dan enam puluhan duduk diantara bak-bak yang dingin dan basah pada jam dua pagi hingga menjelang subuh menunggu orang untuk menawar ikan mereka. Angin malam kan sangat jahat, saya khawatir bagaimana kesehatan mereka beberapa tahun lagi, ataukah sekarang sudah mulai sakit?

Cerita lain mengenai perjalanan ini ketika saya ingin memetik pelajaran sebanyak-banyaknya dari saudara saya ini. Dawin memutuskan berhenti bekerja dan memulai konveksi baju kaos dan baju olahraga. Berjualan tiap malam minggu dengan istrinya di Senayan dan tidur di sleeping bag selama hampir dua setengah tahun dan kini Dawin memetik hasilnya. Sudah beberapa tahun ini Dawin mengekspor baju-baju kaosnya ke berbagai negara, mempunyai pet shop, berjualan barang antik, menjadi pelatih basket dan lain-lain. Apa saja yang halal dan bisa dijual. Pelajaran lain adalah bagaimana tetap membumi ketika kita sudah dilangit.

Saya selalu mempunyai kecenderungan untuk tidak percaya pada orang yang membuat ‘silau’ atau terlihat terlalu bagus karena biasanya pada akhirnya selalu mengecewakan. Saya selalu suka orang yang tak terduga, 'penampakannya' gembel tapi sukses, mukanya lemot tapi ternyata cerdas, bisa dihitung dengan jari jenis orang seperti ini, salah satunya Dawin. Dia hanya pakai sandal jepit swallow, baju basket dan celana kapri namun ketika berada dekat Dawin saya percaya karena ketika bertanya saya mendapatkan jawaban yang jujur dan apa adanya.


Saya berharap beberapa tahun lagi saya juga bisa menjadi yakin, bebas dan percaya diri seperti dia. Amin.

Pelajaran moralnya: Ada aksi pasti ada reaksi dan berbakti kepada orangtua.

Ikan koi sebelum disortir


Young workers

27 Sept 2010

GAMELAN DAN KIAI KANJENG

Belakangan ini saya teringat akan masa-masa lalu ketika kuliah. Semalam setelah saya menonton lagi rekaman lagu-lagu yang dimainkan grup gamelannya Cak Nun, Kiai Kanjeng membuat memori akan malam-malam yang saya lalui sekali dalam sebulan di halaman Taman Ismail Marzuki bersama seorang kawan teringat kembali. Malam itu kali pertama saya datang untuk menonton Kiai Kanjeng dan Kenduri Cinta berharap Novia Kolopaking akan menyanyikan sebuah lagu saja. Diantara penjual kopi keliling saya dan teman duduk diatas kertas koran kedinginan di Jumat malam tahun itu.

Kecewa dengan tidak adanya Novia Kolopaking saya hanya melamun saja, sampai ketika Cak Nun mulai berbicara. Ketika dia berkata bahwa orang Indonesia adalah orang yang paling beruntung dan paling berbahagia di dunia. Dalam hati saya bertanya-tanya beruntung dari segi mananya? Lihat saja pengemis ada dimana-mana kata saya dalam hati. Namun selagi beliau menjelaskan bagaimana seorang yang tinggal di negara maju seperti Jerman atau Prancis akan berpikir berjuta kali untuk memilik anak atau bahkan untuk kawin orang Indonesia sebaliknya semakin miskin keadaannya maka semakin banyak anaknya. Ketika orang-orang di Amerika kelaparan ditengah malam, maka orang di Indonesia cukup tinggal menunggu abang bakso keliling, ketika rokok pun terlalu mahal untuk dibeli maka orang Indonesia akan melinting daun yang entah apa namanya sebagai pengganti rokok, untuk membuat SIM seseorang di Korea sana harus mengikuti tes mengemudi puluhan kali karena selalu gagal, nah di sini cukup member beberapa ratus ribu kepada seseorang yang bahkan bukan petugas di kepolisian. Diluar negeri orang akan berusaha untuk menabung kalau-kalau musim dingin mereka akan sangat panjang sehingga tidak bisa bekerja, nah orang di Indonesia akan selalu punya hal-hal untuk ditertawakan bahkan ketika mereka tidak tau apakah hari itu mereka bisa makan atau tdak. Ironi memang, namun sejak saat itu saya merasa menjadi orang yang sangat beruntung.

Mulai malam itulah saya mulai menyukai musik gamelan, saya membeli CD Kiai Kanjeng dan memutarnya berulang-ulang. Takjub dengan bunyi-bunyi yang dikeluarkan alat musik yang dari tampilannya bisa dibilang jelek, saya kagum benar ketika sholawat bisa diiringi music jazz dan bisa dinyanyikan dengan aksen arab, cina, melayu, bahkan seperti lagu gereja, kaget ternyata gamelan bisa untuk lagu rock, dangdut, swing dan jazz. Amazing. Dari sana saya juga terdorong untuk membaca buku-buku Leo Tolstoy, Franz Kafka, Murakami dan Dostoevsky dan menjadikan lagu Aryati karangan Ismail Marzuki sebagai lagu terbaik didunia. Mungkin karena saya dikelilingi anak-anak sastra, bisa jadi.

Sejak saat itu, saya berusaha mendatangi Kenduri Cinta tiap bulan, bahkan mendatangi tempat konser mereka kalau ada pertunjukan di Jakarta. Duduk diantara mahasiswa, pekerja kantor, pengemis, pendeta dan pejabat. Dari situ juga saya tau almarhum Mbah Surip, musisi jalanan itu. Namun setelah beberapa kali saya datangi, malam itu Cak Nun mengumumkan bahwa Kenduri Cinta akan dihentikan. Sejak saat itu saya tidak tau kabar apakah memang benar-benar dihentikan karena saya tidak pernah ke TIM lagi. Sebagai gantinya saya berusaha mencari rekaman penampilan mereka di luar negeri, penampilan mereka di kedutaan-kedutaan, di hall-hall milik para bule, penampilan mereka di Malaysia, Jerman, Belanda dan Vatikan (see bagaimana mereka menyanyikan sholawat dipusat ajaran Kristen). Melihat bagaimana wajah kagum bule-bule ketika melihat alat musik jelek itu mengeluarkan musik yang magical.

Saya berharap suatu hari saya punya kesempatan menonton mereka lagi.




Best version of Aryati
Sang by Gamaliel Tapiheru at Harmoni SCTV

21 Sept 2010

LIFE JUST ISN'T


Life isn't about keeping score. It's not about how many people call you and it's not about who you've dated, are dating or haven't dated at all. It isn't about who you've kissed, what sport you play, or which guy or girl likes you. It's not about your shoes or your hair or the color of your skin or where you live or got to school. In fact, it's not about grades, money, clothes, or colleges that accept you or not. Life isn't about if you have lots of friends, or if you are alone, and it's not about how accepted or unaccepted you are. Life just isn't about that.

But life is about who you love and who you hurt. It's about how you feel about yourself. It's about trust, happiness, and compassion. It's about sticking up for your friends and replacing inner hate with love. Life is about avoiding jealousy, overcoming ignorance and building confidence. It's about what you say and what you mean. It's about seeing people for who they are and not what they have. Most of all, it is about choosing to use your life to touch someone else's in a way that could never have been achieved otherwise. These choices are what life's about.

Adam Fendelman
From: Chicken Soup For The Soul


HIDUP BUKAN TENTANG ITU

Hidup ini bukan tentang mengumpulkan nilai. Bukan tentang berapa banyak orang yang meneleponmu dan juga bukan tentang siapa pacarmu, bekas pacarmu atau orang yang belum kau pacari. Bukan tentang siapa yang telah kau cium, olahraga yang kau mainkan, atau pemuda atau gadis mana yang menyukaimu. Bukan tentang sepatumu atau rambutmu atau warna kulitmu atau tempat tinggalmu atau sekolahmu. Bahkan, juga bukan tentang nilai-nilai ujianmu, uang, baju, atau perguruan tinggi yang menerimamu. Hidup ini bukan tentang apakah kau memiliki banyak teman, atau apakah kau seorang diri, dan bukan tentang apakah kau diterima atau tidak diterima oleh lingkunganmu. Hidup bukanlah tentang itu.

Namun, hidup ini adalah tentang siapa yang kau cintai dan kau sakiti. Tentang bagaimana perasaanmu tentang dirimu sendiri. Tentang kepercayaan, kebahagiaan, dan welas asih. Hidup adalah tentang menghindari rasa cemburu, mengatasi rasa tak peduli, dan membina kepercayaan. Tentang apa yang kau katakana dan kau maksudkan. Tentang menghargai orang apa adanya dan bukan karena apa yang dimilikinya. Dan yang terpenting, hidup ini adalah tentang memilih unutk menggunakan hidupmu unutk menyentuh hidup orang lain dengan cara yang tak bisa digantikan dengan cara lain. Hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu.

------------------------

Paragraf ini membuat saya jadi peduli sekaligus menjadi tidak peduli. Paragraf yang saya berikan kepada adik-adik saya. Dari sekian buku yang saya baca paragraph ini yang selalu saya ulang dari tahun ketahun. Saya harap ini juga menginspirasi kamu yang membaca dan menjadikanmu lebih kuat dan berbahagia.

Chicken Soup fot Teenage Soul
Indonesian Edition

15 Sept 2010

Idul Fitri dan Ayah

Tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena ayah datang ke Jakarta untuk berlebaran. Sebenarnya saya heran bagaimana cara ibu membujuk ayah untuk pergi meninggalkan ‘Sumatera Barat’. Sejauh ingatan saya, selama hampir 24 tahun umur saya ayah tidak pernah seharipun berlibur. Hari sabtu dan minggu ayah tetap bekerja, jadinya hanya saya, ibu dan adik-adik yang berlibur.

Selama ini ayah hanya akan pergi kalau ada seminar atau mengikuti konferensi di luar. Jadi bisa dibayangkan saya tidak pernah ke pantai atau taman hiburan dengan ayah. Kalau berlebaran di Bukittinggi pun saya hanya akan berada dirumah, bukan berlibur dengan beliau. Saya harus membantu didapur mencuci piring atau menyiapkan makan dan minum karena dalam kebiasaan orang Minang setiap tamu harus makan walaupun sedikit ketika berlebaran, dan tamu yang datang kerumah baru akan berkurang di hari ketiga.

Intinya, mungkin ayah bisa dibujuk untuk berlebaran di Jakarta karena semua anak-anaknya sudah tidak dirumah, saya dan adik perempuan ada di Jakarta dan adik laki-laki ada di Bandung.

Hal yang ingin saya bagi tentang ayah adalah keajaiban terjadi selama berlebaran di Jakarta. Ayah yang selama ini tidak pernah belanja ke warung atau minimart dan sekarang tidak jaim untuk belanja beras, garam, susu, dan isi ulang galon. Dalam hati saya berkata ‘wow, magic!’. Selama ini ayah hanya bisa beli koran, hehe.

Saya tau alasan ayah bersikap berbeda. Sebenarnya ayah bukan orang yang gengsian. Ayah tidak pernah jajan ke warung, tidak merokok atau minim kopi, ayah akan makan apa yang dimasak oleh ibu. Tidak pernah minta macam-macam. Bisa dibilang ayah saya ‘limited edition’.

Ketika kecil saya mengisi waktu dengan ayah dengan menonton berita, berdebat tentang perang Bosnia ketika saya masih SD dan hingga kini masih membahas tentang Palestina. Kami berbagi koran dan mendengar cerita-cerita tentang pengalaman ayah di berbagai tempat. Bagaimana ayah mengisi waktu liburnya sebagai asisten pembuat roti, mencuci kapal, mengecat kapal, serta pengalamannya menjadi ketua mahasiswa. Ayah bercerita perihnya hidup disaat yang lain juga indahnya tempat-tempat yang dia kunjungi, orang-orang yang dia temui dan persahabatannya yang masih hangat sampai sekarang dengan teman-temannya. Gara-gara ayahlah peta dunia selalu ada dikamar saya sejak saya SD, bahkan disetiap kamar adik saya pun ada. Karena ayahlah saya membeli puluhan buku catatan perjalanan.

Kali ini memang saya akan membanggakan ayah saya. Bukan dalam hal materi karena keluarga kami biasa-biasa saja. Disini saya ingin menuliskan hal-hal yang tidak bisa saya ungkapkan pasa beliau. How I love my daddy very much. Sayalah seorang anak yang mengangis melihat punggung ayahnya menjauh. Seringnya saya tau dia lelah karena banyak hal yang ada dipikirannya. Saya tau. Namun saya tidak bisa berbuat apa-apa.

Percaya atau tidak, bisa dibilang saya jarang dinasehati oleh ayah. Ketika saya juara dikelas saya akan diberi reward oleh beliau. Nah, ketika saya sedang bandel-bandelnya dan mundur jadi ranking 10 ayah juga tidak marah. Beliau hanya bertanya kenapa.

Ayah adalah inspirasi ketika dia memilih jalan yang berbeda dari teman-temannya, mengabdikan hidupnya atas apa yang ia yakini. Saya benar-benar senang ketika akhirnya ayah bisa berlibur setelah berumur 60 tahun dan saya bangga menjadi anak dari Bapak Nawazir Muchtar.

24 Aug 2010

Dan setelah mengamati sekian lama..

ٱلرِّجَالُ قَوَّٲمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ

Pernahkan kamu mendengar sepotong ayat dari surah An-Nisa ini? Hal ini menarik untuk saya tulis ketika semalam ketika terlintas dibenak saya hal yang sudah saya amati bertahun-tahun, fenomena jamaah perempuan di masjid atau musholla. Ada tiga hal ‘kecil’ dari jamaah perempuan yang saya amati, dan tentunya bertolak belakang dengan jamaah laki-laki.

1. Ketika sholat berjamaah merupakan keharusan bagi hampir semua jamaah perempuan untuk membawa sajadah.

Ada beberapa alasan menurut saya:

a. Karena sangsi akan kebersihan karpet di masjid atau musholla.
b. Karena lantai masjid yang dingin.
c. Karena kurang lengkap kalau tidak pakai sajadah, atau yang terakhir:
d. Karena ingin pamer sajadah bagus, hehe…

Sangat berbeda ketika saya lihat kearah jamaah laki-laki, dimana mereka sepertinya tidak terlalu peduli dengan pemakaian sajadah, buktinya dalam satu barisan jamaah hanya dua sampai lima orang yang menggunakan sajadah. Saya adalah orang yang termasuk golongan ini, selalu membawa sajadah ketika sholat berjamaah di masjid, bukan karena inign pamer loh ya.. Namun lebih karena poin a dan b diatas.

2. Lebih sulit mengatur shaf shalat jamaah perempuan.

“Sawwuu shufufakum fa inna taswiyatash shuhuf min iqamatishsholaat (luruskan shafmu karena lurusnya shof termasuk menegakkan shalat)” (HR Bukhori) adalah hal biasa yang saya dengar ketika saya bersekolah di pesantren. Hadis nabi tentang meluruskan dan merapatkan shaf namun jarang dipraktekkan para imam sebelum memulai sholat. Ketika saya di pesantren dulu, ustadz tak kan memulai sholat sebelum shaf kami rapat dan terisi semua. Namun disini, di masyarakat umum yang saya temui dibutuhkan beberapa kali ‘permintaan’ bagi jamaah perempuan untuk menggeser barisan shaf nya, atau mengisi shaf yang masih kosong. Mereka sudah terlalu nyaman duduk diatas sajadahnya, kadang-kadang baru akan pindah setelah dia merasa dongkol.

Lagi-lagi berbeda dengan shaf jamaah laki-laki yang selalu rapi dan tidak kosong. Mungkin karena faktor karena mereka tidak memakai sajadah jadi mudah untuk menggeser shaf atau tukar barisan, namun juga jamaah lagi-lagi tidak perlu ditegur dulu untuk hal sepele seperti itu. Melihat kearah jamaah perempuan seperti melihat sepotong keju yang bolong-bolong di mana-mana.

3. Kami ini makhluk ‘nafsi-nafsi.

Yeah, dan kami itu adalah saya.. Hehe.
Biasanya jamaah perempuan lebih memilih untuk sholat sendiri daripada berimam kepada jamaah wanita lain yang lebih dahulu sholat darinya. Bisa dilihat di musholla mall atau bahkan di masjid sendiri. Pemandangan lain dengan barisan jamaah laki-laki yang selalu memilih berimam kepada siapapun yang sholat lebih dahulu dari mereka. Laki-laki tidak ragu untuk menepuk punggung seseorang yang lebih dahulu sholat darinya, sementara itu jamaah wanita lebih memilih sholat sendiri. Hal ini juga berlaku pada diri saya, ketika saya bertanya-tanya kenapa saya menjadi pelaku poin yang ketiga ini saya juga tidak tau alasannya apa. Saya mengira, mungkinkah saya tidak percaya kepada orang yang saya pilih jadi imam saya..?

Lebih dari itu, saya ingin menyambungkan hal ini dengan ayat yang diatas. Sifat percaya, sifat kesadaran diri yang tinggi dan sifat mudah diatur merupakan nature dari laki-laki, bukan berarti perempuan tidak bisa seperti itu ya. Namun kepemimpinan dan keterpimpinan wanita bisa dilihat dari hal-hal diatas. Bagaimana wanita apabila ketika memimpin dan bagaimana sifat dan reaksi wanita yang lain ketika dipimpin.

Saya rasa inilah kenapa alasan Tuhan mewahyukan ayat diatas. Para feminis mungkin akan mencak-mencak ketika melihat tulisan saya ini, namun ini kejadian nyata dan saya adalah ‘tersangka’ dari beberapa poin diatas. Akan tetapi, saya berani bilang kalau ini adalah the nature of women.

Raheel Raza yang kontroversial itu.
Image source: inimu dot com

23 Aug 2010

Beberapa Makanan Anak Hilang Selama Puasa:

Buka puasa paling praktis. Ceritanya ini jadi Banana Split (Banana Split Yang Memprihatinkan)


Kentang adalah makanan dari surga. Jadi ini kentang balado lagi, tapi temannya ada teri dan buncis.


Kolak candil yang hampir gagal. Candilnya enak tapi pisangnya hampir hancur karena terlalu cepat dimasak.

Kembung balado hijau yang menyedihkan, kepalanya copot karena ini pertamakalinya saya menyiangi ikan atau memutilasi ikan. Hancur....

Ceritanya ini salad, tapi karena gagal memasak toppingnya jadi makan ini aja ga pake saos.
Ada kentang, buncis, wortel, jangung dan jamur.


13 Aug 2010

To love unconditionally..


Kemarin saya mengikuti ceramah menyambut bulan Ramadhan, dimulai dengan pembacaan Al Qur’an oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan ceramah menyambut bulan Ramadhan oleh Prof. Quraish Shiahab.
Selama ini banyak hal yang terlintas dipikiran saya tentang pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa saya temukan jawabannya, sampai akhirnya ceramah kemarin memberikan pencerahan kepada saya.

Dari penjelasan Prof. Dr. Quraish Shihab, manusia hidup dengan dua logika. Ada logika hati dan logika pikiran. Ketika awan menjadi mendung maka seseorang akan berpikir kalau itu pertanda hujan akan turun. Nah, logika hati adalah ketika logika pikiran tidak bisa menerima dua hal yang bertentangan, seperti rasa benci tapi rindu. Dari banyak pengalaman yang ada disekitar saya, kenapa seseorang yang sudah kecewa berkali-kali tetap cinta terhadap orang yang menyakitinya. Ketika seseorang menyimpan sms bertahun-tahun di handphonenya dari seseorang yang tidak dikenal karena sms itu menyentuh hatinya, atau ketika seseorang wanita bertahun-tahun jatuh cinta terhadap seseorang yang dia tak tau namanya…

Dalam hal penghambaan saya kepada Allah, saya tidak perlu lagi bertaya-tanya kenapa bahasa yang dipilih Allah dalam Al Quran adalah bahasa Arab? Atau kenapa kentut bisa membuat sholat menjadi batal? Atau kenapa disunahkan mencium hajar aswad? Atau bahkan yang lebih aneh lagi, kenapa Tuhan menciptakan manusia? Apa Tuhan kesepian? Apa Tuhan butuh manusia? Apa Tuhan tidak menjadi Tuhan kalau tidak ada manusia?

Tugas manusialah mempergunakan akal yang diberikan oleh Allah untuk memikirkan hal-hal yang memang tugas akal, pemikiran akan penciptaan, semua awal dan akhir dari penciptaan bukanlah tugas yang sanggup dicerna oleh akal. Maka, sebaiknya saya berhenti sampai disini memikirkan hal-hal tersebut.

Maka, bukankah mencintai itu tanpa syarat?

To love unconditionally..


27 Jul 2010

One Fine Day

Hello there,
Minggu lalu rasanya agak membosankan, selain saya harus menjaga rumah tante yang lagi liburan keluarga ke Singapura tiap malam juga tidak ada kegiatan yang menarik atau buku bagus untuk dibaca. Kamis lalu Ibu datang ke Jakarta dalam rangka menghadiri pernikahan sepupuku di Sukabumi. Yeah, he married to a sundanese.

Dalam rangka saya tidak bisa menjemput Ibu karena kerja dan diamanati untuk menjaga rumah mau tidak mau saya belum bisa bertemu Ibu hingga hari minggu kemarin. Berangkat ke Sukabumi bareng dengan tanteku yang malamnya baru pulang dari Singapura akhirnya saya bertemu Ibu minggu itu . Senang sekali, because I know how curious she is when I told her I gained 15 pounds since my graduation. Haha.

Intensitas pertemuan saya dengan Ibu bisa dibilang sangat jarang. Setelah lulus dari sekolah dasar saya meneruskan pendidikan ke sekolah berasrama. Sejak saat itu saya jarang bertemu Ibu, walaupun begitu komunikasi kami sangan intens. Walaupun secara fisik jarang bertemu.

Senin kemarin aku memutuskan untuk tidak masuk kerja, menemani Ibu yang ingin berbelanja. Pada malamnya Ibu menginap dirumahku, ingin menginvestigasi dan inspeksi rumah yang ditinggali anak-anak perempuannya.

Saya merasa ternyata ada yang beda dengan sentuhan Ibu terhadap suasana rumah, Ibu tidak mengkritisi tidak mengatakan apa yang kami kerjakan salah, beliau mangajar dengan melakukan. Rasanya sedih ketika Ibu yang baru sekali datang kerumahku harus turun tangan untuk merapikan rumah yang aku dan adikku tempati, dengan gaya anak muda kami terbiasa cuek dengan keindahan. Selagi rumah dalam keadaan bersih then it’s okay. Tapi ternyata yang aku butuhkan adalah suasana yang nyaman, dan itu yang dilakukan Ibu.

I enjoyed the process. Kami mengatur kembali kursi-kursi, mengisi toples dengan makanan ringan dan permen, membersihkan sisa-sisa debu. Satu kejadian lucu ketika ibuku menemukan sabun pencuci muka di dalam lemari es. She was like going to scream.

‘How come you put this liquid in the fridge?’

‘It’s gonna react to cold’ – yeah, Ibuku adalah guru biologi teman-teman.

“Mom, it is not mine, Nabil did.”

What a one fine day.

Hari itu seandainya Ibuku marah atau ngomel saya akan tetap tertawa

Kami makan dengan rendang dan irisan timun serta bawang merah. Duduk lesehan dengan teh manis dan coffee latte..

I know she is lonely. Ketika kami semua anak-anaknya sudah pergi dari rumah. Hanya tinggal ibu dan ayahku saja. Merelakan kami semua pergi untuk kembali membawa glory pada keluarga kami.

Thank you mom..



This image is taken from google.


9 Jul 2010

Random Places



KL Sentral

Tanjung Priok

Gombak, MY

Taman Suropati

Museum Fatahillah
Bukittinggi

Borobudur, Magelang

Borobudur, Magelang

Kentang Teri Balado



















Hello, ini masakanku minggu ini. Kentang teri balado.


Caranya sederhana saja.
Siapkan:

1. 1/2 kg kentang, kupas dan potong-potong.
2. 1 ons teri medan, bersihkan.
3. Cabe merah, 15 buah.
4. 6 siung bawang merah.
5. Garam.

Pertama: kentang yang sudah dipotong-potong direndam dengan satu sendok teh garam sebelum di goreng.
Kedua: cuci teri medan yang sudah dibersihkan, kemudian goreng setelah anda menggoreng kentang. Hindari menggoreng teri sebelum menggoreng kentang, karena minyak goreng bekas ikan teri tidak baik dipakai untuk menggoreng kentang.
Ketiga: cabai merah yang sudah disiangi digiling kasar dengan semua bawang merah, bubuhkan setengah sendok teh garam. Hindari menggoreng cabai merah dengan minyak yang terlalu panas.
Keempat: Setelah kentang, teri dan cabai merah digoreng campurkan semua bahan.

Dan, makanan siap dihidangkanditemani dengan ini























dan ini:

7 Jul 2010

?


Kadang-kadang sering bertanya-tanya

Apa ketika cita diraih
Orang akan bahagia
Apa ketika menyembah
Orang benar-benar merendah
Apa ketika berdo’a
Orang masih jumawa
Apa ketika tertawa terbahak-bahak
Orang itu menyimpan dusta
Apa ketika sedih tak terkira
Orang itu begitu adanya
Apa ketika orang sumringah
Orang itu merasakan makna
Apa ketika sudah memiliki dunia
Orang tak lagi hampa
Apa orang-orang merasa
Orang sudah terlalu banyak meminta

9 Nov 2006
8.30 AM
International Business Class