22 Mar 2011

APES JUGA

Tanggal 19 Maret minggu lalu saya baru saja kehilangan handphone. Sepulang dari les di Goethe saya beserta dua orang teman pulang naik metromini P20. Didalam ternyata sudah ada beberapa pemuda yang duduk menyebar, sepertinya mereka saling kenal namun saya tidak menaruh kecuriaan apapun. Saya mengira meraka mungkin tukang bangunan yang biasa bergerombol kemana-mana.

Terlena dengan keadaan dan juga merasa aman saya santai saja mengeluarkan handphone dari tas. Menbalas sms, mengirim sms. Ternyata saya sudah diawasi sejak awal (mungkin). Sampai di termila Lebak Bulus saya berniat turun untuk berganti angkot ke Ciputat. Dua teman sudah turun duluan, namun heran ketika akan turun badan saya dihalangi oleh tangan seseorang, mangatakan jangan turun dulu karena banyak motor lalu lalang. Saya yang membawa tas ransel memindahkan posisi tas kedepan, sedangkan handphone saya taruh di kantong bagian depan tas. Disini mungkin kesalahannya. Ketika saya dihalangi untuk turun sebelah tangan saya memegang pintu. Bisa jadi mereka leluasa menggerayangi tas saya :( saya baru menyadari ketika sudah berada didalam terminal. Ketika mencoba menguhubungi handphone saya sudah tidak aktif.

Sayang sekali dengan nomor-nomor dan sms-sms penting. Tapi ya tidak apa-apa. Mungkin handphone saya hilang untuk membersihkan rejeki yang bukan hak saya..

15 Mar 2011



Seminggu yang lalu ketika saya menjadi ‘pagar ayu’, ya saya punya tugas lain selain jadi staf keuangan dan asdos untuk membagikan honor karyawan di kantor saya. Pembagina honor yang masih manual, yaitu menghitung dan memasukkan uang ke amplop-amplop dimulai dari pagi. Hingga akhirnya uang bias dibagikan siang setelah istirahat.

Pada saat itu ada dua orang karyawan yang komplai karena uang yang berhar mereka terima di amplop kurang. Mau tidak mau saya dan teman harus bertanggungjawab dengan kurangan uang tersebut. Lumayan juga kan kalau kurangnya tiga ratus ribu. Sementara itu kami berfikir uang yang kurang di amplp kedua karyawan tersebut bias jadi ada di amplop karyawan yang lain. Saya dan teman pasrah saja, bisa jadi kelebihan uang akan dikembalikan atau tidak.

Nah, ada kejadian unik ketika seorang karyawan berkomentar ‘tidak mungkin ada orang yang mau mengambalikan kelebihan honor, ini kan jaman susah. Cari uang sulit. Pasti ga ada yang ngembaliin’. Tapi teman Allah MAha Penggerak Hati, disaat itu juga Tuhan membuktikan sebaliknya. Ada seorang ibu yang keringatan setelah naik tangga mengembalikan uang sebesar tiga ratus ribu. Langsung disaksikan si bapak sinis itu.

Dalah hati saya terkejut, dalam hati saya tertawa. Tapi memang siapa kita bisa menghakimi? Saya pikir inilah hasil dari berbaik sangka.

Tuhan telah memperlihatkan di depan mata saya. Orang jujur masih ada.